Internasional

Netflix Mendominasi Pasar Hiburan Korea Selatan, Pelaku Industri Frustasi

Netflix Mendominasi Pasar Hiburan Korea Selatan, Pelaku Industri Frustasi

PASUNDAN EKSPRES - Netflix mendominasi pasar hiburan Korea Selatan. Saat ini, industri media domestik di Korea Selatan tengah berada di situasi krisis.

Hal tersebut disebabkan pengaruh platform streaming global, yaitu Netflix di industri media. Banyak yang mengungkapkan rasa frustasi mereka terhadap layanan streaming tersebut. 

Netflix Mendominasi Pasar Hiburan Korea Selatan

Dilansir dari Instagram @fyi,korea, salah satu dampak paling nyata dari dominasi Netflix adalah penurunan tajam dalam jumlah drama yang diproduksi. 

Pada tahun 2022, jumlah drama yang dibuat mencapai 135, namun angka ini turun menjadi 125 pada tahun 2023. Lebih mengkhawatirkan lagi, para ahli memprediksi bahwa jumlah drama yang diproduksi akan jatuh di bawah 100 pada tahun 2024. 

BACA JUGA: Israel Memulai Invasi Darat ke Lebanon, Serangan Meluncur di Perbatasan

BACA JUGA: Korea Selatan Alami Peningkatan Angka Kelahiran Tinggi setelah Melewati Penurunan Lebih dari Satu Dekade

Hal ini tidak hanya berdampak pada industri drama, tetapi juga pada industri film yang mengalami kesulitan serupa. Terdapat laporan yang menunjukkan bahwa lebih dari 100 film yang telah selesai malah terpaksa disimpan dan tidak dapat ditayangkan.

Dengan semakin terbatasnya kesempatan kerja di industri, bahkan para aktor dan aktris terkenal pun kesulitan untuk mendapatkan peran. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran mengenai masa depan karir mereka dan dampaknya terhadap keberagaman konten yang ada di layar kaca.

Beberapa aktor terpilih mungkin mendapatkan kesempatan di platform besar seperti Netflix, tetapi banyak lainnya terpaksa mencari alternatif untuk bertahan.

Pasar penyiaran domestik mengalami pertumbuhan negatif untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir. Para pakar industri, termasuk Profesor Lee Heon Yul dari Universitas Korea, memperingatkan bahwa industri media Korea Selatan berada di ambang kehancuran.

Menurutnya, "Anggaran produksi besar-besaran yang ditetapkan oleh platform OTT global seperti Netflix telah memaksa penyiar untuk mengurangi pembuatan konten agar dapat bertahan hidup."

Ini menyebabkan penurunan drastis dalam jumlah drama yang diproduksi, dan hanya beberapa aktor terpilih yang dapat menghasilkan uang dari platform ini.

Para ahli menekankan perlunya mengatasi ketidakseimbangan yang disebabkan oleh keberadaan platform global ini. 

Menurut mereka bahwa penyiar domestik harus menghadapi lebih sedikit regulasi agar dapat bersaing secara adil, sementara layanan OTT global seperti Netflix harus dimintai pertanggungjawaban dan tunduk pada pengawasan yang lebih ketat.

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua