News

Persiapan Safari Wukuf, 300 Jemaah Lansia dan Disabilitas Non Mandiri Tempati Hotel Transit Jelang Puncak Haji

Persiapan Safari Wukuf, 300 Jemaah Lansia dan Disabilitas Non Mandiri Tempati Hotel Transit Jelang Puncak Haji

PASUNDAN EKSPRES - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tahun ini akan kembali menggelar safari wukuf bagi jemaah haji lanjut usia (lansia) non mandiri. 

Sebanyak 300 jemaah haji lansia dan disabilitas non mandiri secara bertahap dipindahkan dari pemondokan di sektor menuju hotel transit di wilayah Aziziyah.

Safari Wukuf Jemaah Lansia dan Disabilitas Non Mandiri tahun ini merupakan kali kedua dalam penyelenggaraannya. 

Pada tahun 2023, sebanyak 9.000 jemaah didaftarkan mengikuti safari wukuf, namun kuota yang tersedia hanya 129 orang yang berhak mendapatkan layanan safari wukuf.

Pada tahun ini, PPIH menambah kuota safari wukuf hingga 300 jemaah haji lansia dan disabilitas non mandiri. 

Proses pelayanan safari wukuf lansia dan disabilitas non mandiri berlangsung dari 12 – 19 Juni 2024.

"Sebagai persiapan, kami secara bertahap memindahkan jemaah haji lansia dan disabilitas non mandiri yang akan mengikuti safari wukuf ke hotel transit. Hotel dipilih berlokasi di wilayah Aziziyah, agar dekat dengan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah," ucap Kepala Bidang Layanan Jemaah Lansia dan Disabilitas Slamet Sodali di Makkah, dilansir dari laman resmi Kemenag, Jumat (14/6).

"Kami sudah melakukan pendataan, ada 300 jemaah lansia dari 11 sektor pemondokan yang akan dipindahkan ke hotel transit untuk persiapan mengikuti safari wukuf," sambungnya.

Menurut Slamet, 300 jemaah lansia dan disabilitas diikutkan dalam safari wukuf setelah proses seleksi berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan. 

Ada lima kriteria jemaah haji lansia dan disabilitas yang dapat mengikuti safari wukuf lansia non-mandiri, yaitu:

a. Jemaah haji lansia dan disabilitas yang tidak mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti makan, minum, mandi dan mobilisasi.

b. Jemaah haji lansia dan disabilitas yang tidak bisa berjalan atau menggunakan kursi roda karena sakit dan memerlukan perawatan lebih lanjut.

c. Jemaah haji lansia dan disabilitas yang memiliki komorbid penyakit kronis seperti jantung, hipertensi, stroke (sedang-berat).

d. Jemaah haji lansia dan disabilitas yang pulang setelah mendapat perawatan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan masih dalam kondisi lemah.

e. Jemaah haji lansia dan disabilitas sesuai dengan kriteria risiko tinggi yang ditentukan petugas kloter.

Adapun proses pemindahan jemaah haji lansia dan disabilitas non mandiri ke hotel transit berlangsung selama dua hari yakni 12 sampai 13 Juni 2024.

"Pemindahan ke hotel transit sengaja dilakukan lebih awal agar tidak terburu-buru dan jemaah lebih nyaman. Fasilitas hotel juga kita buat senyaman mungkin seperti di rumah, konsepnya mirip apartemen," ujar Slamet.

Slamet menambahkan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah petugas untuk mendampingi jemaah selama di hotel transit. 

Mereka terdiri atas unsur PKP3JH (Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji), Pembimbing Ibadah (Bimbad), dan tusi layanan Lansia dan Disabilitas.

"Kita siapkan juga obat-obatan yang diperlukan, termasuk masker dan popok dewasa bagi lansia. Disiapkan juga kain ihram dan mukena untuk diberikan kepada jemaah yang membutuhkan," tambahnya.

Sementara itu, Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan 1 Zulhijjah bertepatan dengan 7 Juni 2024. 

Oleh karena itu, Wukuf di Arafah bertepatan dengan 15 Juni 2024. Jemaah akan diberangkatkan dari hotel transit menuju Arafah dengan bus yang disiapkan secara khusus pada sekitar pukul 11.00 waktu Arab Saudi.

"Kami rencananya akan menyiapkan sekitar 10 bus. Di setiap bus, kita akan siapkan enam petugas untuk mendampingi para jemaah lansia dan disabilitas non mandiri menjalani safari wukuf," imbuh Slamet.

Dia menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan safari wukuf yang dimulai setelah masuk waktu Zuhur, diawali dengan khutbah, lalu dilanjutkan salat jamak takdim Zuhur dan Asar yang tetap dilakukan di atas kendaraan. 

Setelah itu, jemaah diberi kesempatan untuk berzikir sebelum kembali di antar ke hotel transit.

Selesai wukuf, jemaah akan kembali dan tinggal di hotel transit hingga selesai prosesi Mabit di Mina. 

Beragam kegiatan telah disiapkan untuk mengisi hari-hari jemaah lansia dan disabilitas selama di hotel transit, mulai dari senam lansia hingga pemeriksaan kesehatan berkala. 

Untuk pelaksanaan ibadah lainnya, baik lontar jumrah maupun tawaf Ifadlah, akan dibadalhajikan oleh para petugas.

"Jemaah lansia dan disabilitas ini akan kami kembalikan ke pemondokan masing-masing pada 19 Juni 2024, saat para jemaah lainnya yang dalam satu kloter sudah kembali ke hotel masing-masing," tutupnya. (inm)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua