Film

Film Dilan 1983 Dikritik Usung Cinta Anak SD, Sutradara Buka Suara

Film Dilan 1983 Dikritik Usung Cinta Anak SD, Sutradara Buka Suara

PASUNDAN EKSPRES - Trailer perdana film Dilan 1983 Wo Ai Ni baru saja dirilis pada (4/5/2024) yang disambut pro dan kontra di media sosial. 

Sebagian besar warganet protes mengapa film Dilan 1983 Wo Ai Ni seperti menormalisasikan cerita cinta di masa SD, yang dianggap akan membawa pengaruh buruk bagi penonton di bawah umur. 

BACA JUGA:Ujian Cinta Syifa Hadju dan Bryan Domani di Film Ayo Balikan, Rebecca Klopper Jadi Orang Ketiga?

Protes tersebut terlihat dari salah satu komentar di akun YouTube Falcon yang memproduksi film Dilan 1983 Wo Ai Ni. 

"Saran saya, anak kecil harusnya film tentang pendidikan dan moralitas. Ini mah udah jatuh cinta aja. Gimana tuh ya anak SD yang lihat film ini," komentar akaun @indo*****, pada Senin (13/5/2024).

BACA JUGA:Daftar Pemeran Drama Korea Lovely Runner!

Sebenarnya, Fajar Bustomi selaku sutradara film Dilan 1983 Wo Ai Ni menyadari protes dari warganet itu sehingga membuat sineas 41 tahun merasa bimbang.

"Ketika ditawarin, Dilan ini kan anak SD. Itu dilema," kata Fajar Bustomi yang dilansir dari suara.com dalam konferensi pers trailer film Dilan 1983 Wo Ai Ni di Paris Van Java, Bandung, Jawa Barat pada Senin (13/5/2024).

BACA JUGA:Serbu Promo Bioskop Mei 2024: B1G1 Tiket Film "Do You See What I See", Kuota Terbatas Setiap Harinya!

Jauh sebelum film Dilan SD, dalam film Dilan versi SMA yang angkat kisah percintaan pun membuat Fajar Bustomi jadi sasaran kritikan dari warganet. 

"Kata netizen, ini film mengajarkan pacaran, padahal Dilan SMA. Di Dilan 1983 ini, kita belum mengeluarkan apa-apa orang-orang udah yang ini anak SD pacar-pacaran. Tapi nggak kayak gitu," lanjutnya. 

BACA JUGA:Sinopsis Saat Menghadap Tuhan, Film Karya Rudi Soedjarwo yang Siap Tayang di Bioskop Bulan Juni

Pada kesempatan yang sama, Fajar Bustomi mengutip kata-kata Pidi Baiq untuk menjelaskan maksud dari cerita yang dianggap mengusung percintaan. 

"Mau SD, SMA, S1 atau S2 kan semua sama punya hati. Jadi Allah memang menghadirkan rasa cinta itu nggak pandang bulu, nggak lihat masih SD atau SMP," ungkap Fajar Bustomi.

BACA JUGA:Sinopsis Golden Kamuy, Film Live Action Karya Satoru Noda yang Kini Tayang di Netflix 

Fajar Bustomi menyarankan, ada baiknya orang-orang yang sudah membuat kesimpulan tersebut, membaca novel atau filmnya terlebih dahulu . 

Sebab, cerita yang ditulis Pidi Baiq, lebih dalam dari sekadar cinta-cintaan anak SD. Pesan yang diambil bisa dari hubungan manusia kepada Tuhan serta bagaimana, dari sisi pandang seorang Dilan, laki-laki bisa menghormati perempuan. 

(nym)

Berita Terkait